Surat Terakhir

Saturday, September 23, 2006

Dengar gemericik buih air
Mengalir, seperti inginmu
Kupikir terbuka cawan hatiku
dan terisi penuh oleh madumu

begitu hilang sadar dalam ragaku
menghempas pergi tinggalkan harapku
hanya percikan senyuman manismu
mengantikan dahaga rasa sayangku

mungkin memang terlihat ketidak mampuan
terbuki celah memnuhi cawan harapan,
bagai boneka kayu yang lapuk
hanya dapat disimpan dan dipermainkan
tapi mungkin kau tak pernah tau,…..
tak mau tau,… dan tak ingin mengetahuinya
hanya dapat kusimpan cawan lusuhku ini…
kusimpan jauh dalam kotak yang luka
dengan sedikit percikan air yang masih tersisa,
yang pernah membasahi rongga harapan
yang mungkin masih menunggu,
jernihnya air cintamu, singgah dan bergelora dalam cawanku
atau mungkin akan berkarat dengan hilangnya sisa sisa senyuman pahitmu
dan menjadi tandus dalam setiap mimpiku.

0 comments: