Sebulan Untuk-mu

Wednesday, June 21, 2006

mungkin tangis hanya lambang
mungkin duka hanya alasan
saat waktu terus berputar
tak terhalang oleh rasa
saat semua tak peduli
mungkin sedih, sakit...
hanya dia yang tau

Saat itu sehabis pulang sekolah, seperti biasa kami berkumpul dimarkas besar yaitu tempat kost-ku. Setelah kami tiba kami langsung duduk-duduk seperti biasa sambil bermain-main dengan gitar yang telah menunggu kami. Tidak seperti biasanya, tiba-tiba angin mulai berhembus tak bersahabat, hujan lebat-pun tak dapat dihindarkan, kami yang dari tadi duduk diluar kini beralih masuk dalam tempat kost yang sempit. Tempat kost-ku yang tadinya panas berubah secepat kilat menjadi dingin dan bocor dimana-manapun tak dapat dibendung. Hujan tak kunjung reda, beberapa temanku-pun akhirnya memutuskan untuk membeli beberapa batang rokok untuk menghangatkan badan. Ketika kami sedang asyk menunggu sambil berdawai bersama, tiba-tiba teman-ku yang tadinya pergi ke sebuah toko datang sembari memperlihatkan handphone-ku yang kebetulan dibawa-nya, sambil berkata “ada pesan untukmu” tak tahu dari siapa langsung saja aku baca pesan tersebut yang inti permasalahannya ada seorang temanku yang meninggal dunia karena kecelakaan, langsung tanpa menuggu apa-apa lagi kami berlari keluar menuju sekolah kami dalam derasnya hujan. Setibanya disekolah, bapak ibu guru kami yang masih belum sempat beranjak pulang tidak dapat mengatakan apapun, mereka hanya mengangguk dalam sedih.

Hari itu tanggal 22 september 2005, Evi Ferdianti telah berpulang kerumah Bapa.

0 comments: